SAYA lupa kapan pertamakali terdaftar sebagai 'jemaah' multiply. Rasanya lebih setahun. Eh..mungkin dua tahun. Tapi entahlah. Pokoknya cukup lama lah. Terasa lama karena untuk mencapai kontak atau teman sampai 100 rasanya tidak dalam waktu dekat. Beda dengan facebook. Dalam waktu seminggu saya sudah bisa 'mengoleksi' lebih dari 100 teman.
Sampai suatu ketika saya lihat kontak saya di multiply sudah lebih dari 100. Wow..suatu jumlah yang lumayan dan sangat berarti, meskipun tidak semua kontak itu bisa saya sapa tiap hari atau saya kunjungi blognya (kecuali bubuhan banjarbadinsanak...hehehe).
Kalo di facebook mungkin angka 100 kontak biasa. Tapi di blog khususnya multiply sungguh berarti. Sebab untuk mencapainya perlu perjuangan menguras pikiran (menulis) dan tenaga (begadang euy). Tapi terlepas dari itu semua, angka 100 memang spesial.
Angka ini dianggap jadi yang terbaik di banding angka-angka lain dari ) sampai 99. Guru mengapresiasikan nilai tertinggi untuk siswanya dengan bilangan ini. Pemerintah Indonesia meletakkan pecahan 100 ribu sebagai pecahan tertinggi mata uang negeri ini.Angka 100 juga jadi penanda memasuki babak baru sejarah yang disebut kurun satu abad.
Kalau kita sedikit berkaca ke belakang, 100 juga jadi patokan bagi ilmuan penemu termometer. Celcius memasang skala 0 sampai 100 untuk mengukur suhu. Skala Celcius adalah pengukuran suhu yang paling banyak digunakan dunia.
Ada lagi cerita sedikit meragukan tentang angka 100 terkait dengan situs search engine terbesar di dunai, google.com. Kabarnya, nama asli Google dipublikasikan oleh perusahaan sebagai cerita salah tulis dari kata Googol yang artinya angka 1 diikuti 100 angka nol dibelakangnya menjadi Google.
Padahal, menurut bocoran salah seorang karyawan awal Google, sebenarnya kata Google berasal dari kata "Go Girl !", dimana Sergey Brin (salah seorang pendiri google) suatu saat memperoleh ide tersebut ketika sedang menonton pertandingan olahraga dengan para Cherleader yang meneriakkan kata Go Girl ! Go Girl ! (gogel).
Gara-gara angka 100, seorang pengusaha Indonesia dan perusahaan Singapura berebut merek 100. Sengketa serupa sebelumnya pernah diputus Mahkamah Agung. Buat Harry sanusi, deretan tiga angka itu punya arti mendalam. Gara-gara menggunakannya sebagai merek dagang produknya, pengusaha ini mesti berulang kali beperkara di meja hijau.
Lelaki yang tinggal di kawasan Taman Sari, Jakarta, itu mesti kembali berjibaku di pengadilan niaga jakarta untuk mempertahankan mereknya tersebut.
Senin, 09 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
24 komentar:
anda layak dapat bintang
aqeqeqeq....bintang dari pemimpin jemaah Al multiplyah...
contact gw malah gw hapusin :)
ctc cabul kale:)
contact lo maybe neror kali...hehe
Tahniah Bro...tahniah....
panatas mendapatkan penghargaan .....
BBC AWARD
ada acara syukurannya gak ???
kikira kd2 pang nah...
ultah haja hinip...
hahahahaaaa
ah biasa aja tuh....Jadi malu..muha nyawa..hehe
sudah semalam di gramed
salah waktu sumalam tuh. Acara di gramed bareng ultahku...hari ultah tuh khusus beyayangan. Buhan ikam kan sduah byk makan buku di gramed :p
wew naguk liur edy..xixixixi
ok..bro..
ai..napa jadi naguk liur edy???...kekanyangana makan buku kah?
tapi sebaliknya kalau uang kita kurang 100 rupiah, nggak bakalan bisa dibilang 100 ribu rupiah :D, tatap saja 99.900 rupiah :D
yup betul....
yup betul....
selamat yaaaaaaaaaa
selamat apa vin? selamat 100 pa ultah hahahaha
udah nyampe 100 bang timbangannya
hehe
Siapa orangnya yang jadi ke-100???
Hayoooo....
siapa yooooooooo
siapa lah? kadaingat jua aku..hihihihi
Posting Komentar