Jumat, 11 Juli 2008

10 Lebih Enak Tinggal di Alam Gaib

    Pernah saya membayangkan hidup di masa lampau. Saat teknologi masih sekadar wacana di dalam otak.  Ketika kita tidak tergantung dengan bahan bakar minyak (BBM). Mungkin (ini mungkin ya..) kita tidak terlalu pusing seperti sekarang.
    Pada masa itu hidup jauh lebih sederhana di banding sekarang. Makan bisa tiga kali sehari sudah suatu anugerah tanpa harus memikirkan kebutuhan lain, terutama menyangkut bahan bakar minyak tadi.
    Indonesia disebut sebagai negara penghasil minyak, tapi malah mengalami krisis. Di kota saya Banjarmasin, krisis ini berlangsung  sejak awal tahun. Sempat reda  eh..sekarang balik lagi. Saya lihat tadi malam berita di Trans TV, Semarang juga mengalami hal serupa.
    Krisis ini menjadi lebih lengkap manakala aliran listirik tersendat. BBM dan listrik jadi sebuah korelasi yang negatif. Keduanya sama-sama berpengaruh sangat besar pada kepentingan khalayak.
    Bagi orang berduit mungkin dampak krisis ini tidak begitu terasa. Bagi masyarakat golongan bawah ini luar biasa. Minggu lalu saya berbincang dengan tukang ojek yang biasa mangkal di depan kompleks perumahan tempat saya tinggal.  Sebut saja namanya Mang Jhon.
    Mang Jhon asli pengojek tulen. Sudah 16 tahun hidup dari menjual jasa mengantar penumpang menggunakan motor. Selama itu pula hidupnya tidak berubah. Uang hasil mengojek cukup untuk kehidupan sehari-hari, sekolah dua anaknya dan bayar cicilan motor.
    Krisis BBM dan listrik membuat pengeluarannya membengkak.Sementara tarikan ojek berkurang karena Mang Jhon menaikkan tarif. Sehari-hari sitirnya memasak menggunakan minyak tanah. Harga minyak tanah Nauzubillah, susah pula dicari. Dia mau mengkonversi dengan gas tak berani karena harga gas elpiji sangat tidak stabil. Ingin kembali menggunakan kayu, Mang Jhon bilang takut dianggap sebagai perambah hutan. "Hidup didunia ini susah, tapi apa di Indonesia saja seperti ini'" tanyanya kepada saya.
     Pikiran pria sederhana ini malah lebih ekstrim ketimbang saya. "Mungkin lebih enak tinggal di alam sebelah  (di alam gaib). Tidak ada krisis BBM di sana, kalau di alam sana semua orang punya kesaktian, tinggal terbang aja habis perkara," ucapnya.
    Saya menanggapinya hanya dengan tersenyum. Pikiran nyeleneh itu keluar dari seorang Mang Jhon. Sungguh ironis, mungkin masih banyak orang-orang kecil seperti Mang Jhon punya pikiran nyeleneh lain karena diterpa krisis ini. Rakyat kecil selalu jadi korban.
     

My Blog List

 

Coretan Royan Naimi Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates