
SUATU sore saya makan di warung tenda di Jalan A Yani. Jalan negara ini sejak kilometer 1 sampai kilometer 6 berubah jadi tempat wisata kuliner. Pilihannya makanan cukup banyak, tinggal mencocokkan dengan selera masing-masing. Begitu mau menyantap makanan, dua pemuda masuk ke dalam warung tenda. Salah seorang bertubuh kurus menenteng gitar warna coklat tua ditempeli beragam stiker. Satu lagi posturnya agak gemuk. Jika ada yang meladeni, saya berani bertaruh, kalimat apa yang meluncur dari mulut dua pemuda itu. "Permisi om, bu," kata mereka. Sampai di situ saya masih...