KETIKA mau bikin tulisan, sudah jadi kebiasaan saya untuk browsing dulu dibantu Mbah Google. Rasanya tak lengkap tulisan tanpa referensi yang didapat setelah mengulik mesin pencari tercanggih dan terbesar di dunia itu. Ibarat makan nasi tanpa garam.
Begitu pula ketika mau membuat tulisan ini. Langsung terlintas di benak, kata kunci yang saya pikir tepat untuk mencari bahan bagi tulisan singkat. 'Mimpi jadi model', demikian keyword yang saya pilih. Dalam bayangan saya, ketika tiga kata itu 'dikasih' kepada Mbah Google, muncul tulisan tentang pengalaman seorang model, entah itu model catwalk, model majalah atau model kalender. Isinya menceritakan hasrat, keinginan, upaya dan mimpi yang mereka pelihara agar terapai sukses sebagai model dengan bayaran tinggi.
Rupanya prediksi meleset, meskipun tidak jauh-jauh amat dari kata model. Pada halaman pertama Google, pada deretan teratas adalah tulisan dari sebuah situs pemberitaan tentang seorang artis yang menjaga bobot tubuhnya, demi memuluskan mimpinya menjadi model. Tapi bukan sembarang model, selebritas ini ingin jadi model majalah Playboy Amerika Serikat!
Saya sedikit menggurutu. Kenapa perkiraan bisa meleset? Kenapa yang muncul malah tulisan (menurut saya) yang tidak penting ini? Sesuatu yang saya pikir tak lazim, mimpi jadi model yang memperlihatkan aurat. Hampir semua orang tahu majalah milik Hugh Hefner ini mengeksploitasi tubuh perempuan dengan dalih seni fotografi.
Dari 10 tulisan yang terindeks di halaman pertama Google, empat diantaranya merupakan tulisan tentang selebritas Tanah Air yang bermimpi ingin jadi model majalah Playboy. Hal ini menunjukkan bahwa tulisan tentang mimpi jadi model majalah tersebut ratingnya cukup tinggi. Rating tinggi berarti hits atau yang mengklik untuk membaca cukup banyak.
Walaupun tidak bisa diabaikan pula, pengelola situs-situs yang mengangkat tema tersebut melakukan teknik otimasi pada mesin pencari atau Search Engine Optimization (SEO). Biasanya dilakukan para blogger agar postingan terindeks di halaman depan Google.
Kembali pada bahasan mimpi jadi model, saat ini ajang pencarian bakat seperti modelling, baik lokal maupun nasional sangatlah banyak. Menunjukkan bahwa menjadi model adalah sesuatu yang sangat menarik. Di Indonesia, menjadi model bak pembuka jalan untuk jadi terkenal lalu melakukan lintas profesi selebritas lainnya macam penyanyi, pemain film atau sinetron.
Namun, di Indonesia profesi model masih membatasi pelakunya dengan kriteria khusus, yakni kecantikan fisik. Mau tahu rinciannya? Berwajah fotogenik, tubuh tinggi semampai, kalau punya tampang blasteran lebih baik lagi.
Indonesia belum mengakomodasi bakat yang dimiliki orang-orang seperti Darell Ferhostan, seorang model Adrogyny (seorang model pria tulen didandani sebagai perempuan) Indonesia, yang malang melintang di dunia fashion internasional.
Begitu pula ketika mau membuat tulisan ini. Langsung terlintas di benak, kata kunci yang saya pikir tepat untuk mencari bahan bagi tulisan singkat. 'Mimpi jadi model', demikian keyword yang saya pilih. Dalam bayangan saya, ketika tiga kata itu 'dikasih' kepada Mbah Google, muncul tulisan tentang pengalaman seorang model, entah itu model catwalk, model majalah atau model kalender. Isinya menceritakan hasrat, keinginan, upaya dan mimpi yang mereka pelihara agar terapai sukses sebagai model dengan bayaran tinggi.
Rupanya prediksi meleset, meskipun tidak jauh-jauh amat dari kata model. Pada halaman pertama Google, pada deretan teratas adalah tulisan dari sebuah situs pemberitaan tentang seorang artis yang menjaga bobot tubuhnya, demi memuluskan mimpinya menjadi model. Tapi bukan sembarang model, selebritas ini ingin jadi model majalah Playboy Amerika Serikat!
Saya sedikit menggurutu. Kenapa perkiraan bisa meleset? Kenapa yang muncul malah tulisan (menurut saya) yang tidak penting ini? Sesuatu yang saya pikir tak lazim, mimpi jadi model yang memperlihatkan aurat. Hampir semua orang tahu majalah milik Hugh Hefner ini mengeksploitasi tubuh perempuan dengan dalih seni fotografi.
Dari 10 tulisan yang terindeks di halaman pertama Google, empat diantaranya merupakan tulisan tentang selebritas Tanah Air yang bermimpi ingin jadi model majalah Playboy. Hal ini menunjukkan bahwa tulisan tentang mimpi jadi model majalah tersebut ratingnya cukup tinggi. Rating tinggi berarti hits atau yang mengklik untuk membaca cukup banyak.
Walaupun tidak bisa diabaikan pula, pengelola situs-situs yang mengangkat tema tersebut melakukan teknik otimasi pada mesin pencari atau Search Engine Optimization (SEO). Biasanya dilakukan para blogger agar postingan terindeks di halaman depan Google.
Kembali pada bahasan mimpi jadi model, saat ini ajang pencarian bakat seperti modelling, baik lokal maupun nasional sangatlah banyak. Menunjukkan bahwa menjadi model adalah sesuatu yang sangat menarik. Di Indonesia, menjadi model bak pembuka jalan untuk jadi terkenal lalu melakukan lintas profesi selebritas lainnya macam penyanyi, pemain film atau sinetron.
Namun, di Indonesia profesi model masih membatasi pelakunya dengan kriteria khusus, yakni kecantikan fisik. Mau tahu rinciannya? Berwajah fotogenik, tubuh tinggi semampai, kalau punya tampang blasteran lebih baik lagi.
Indonesia belum mengakomodasi bakat yang dimiliki orang-orang seperti Darell Ferhostan, seorang model Adrogyny (seorang model pria tulen didandani sebagai perempuan) Indonesia, yang malang melintang di dunia fashion internasional.
Kalau model Adrogyny masih susah cari job di Indonesia, apalagi mereka yang tidak memiliki kecantikan fisik seperti yang disyaratkan. Jangankan mimpi jadi model majalah Playboy, mimpi jadi model pun tak ada di benak mereka.
Sumber foto: cartoonized.net