Rating: | ★★★★★ |
Category: | Other |
PESTA rakyat. Demikian kata paling tepat untuk menggambarkan Festival Budaya Pasar Terapung dan Jukung Hias 2008. Dalam even akbar itu, rakyat tidak hanya sebagai penonton tapi juga dilibatkan untuk memeriahkan acara.
Even tahunan yang digelar atas kerjasama Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kalsel, Dinas Pariwisata Banjarmasin, Banjarmasin Post dan Telkomsel ini sekaligus sebagai penanda Visit Indonesia Year 2008 di Kalsel.
"Ini pesta rakyat. Partisispasi rakyat sangat diharapkan dalam keseluruhan acara. Untuk mensukseskan kepariwisataan, faktor keamanan dan kebersihan ini sangatlah penting. Masyarakat diimbau untuk ikut ambil bagian, terutama dalam keamanan dan kebersihan," terang Kepala Dinas Pariwisata Banjarmasin, Hesly Juniato.
Festival Budaya Pasar Terapung dan Jukung Hias 2008 digelar selama dua hari, yakni 21 hingga 22 Juni. Tak kurang dari sembilan kegiatan disiapkan. Acaranya sambung-menyambung sehingga masyarakat seakan disuguhkan sajian budaya yang tak habis-habisnya.
Pada hari pertama, dimulai dengan parade jukung budaya,
diselenggarakan bekerjasama dengan Badan Kerjasama Perbaikan NAsional (BKPN).
Dinas Pariwisata Banjarmasin telah menyediakan 250 jukung (perahu) untuk memeriahkan acara itu. Selain itu, disediakan pula cat untuk mewarnai jukung-jukung milik masyarakat. Warga bisa menunjukkan kreativitasnya untuk mengecat dan menghias jukung sehingga coraknya indah dan menawan.
Sosialisasi tentu menjadi sangat penting. Masyarakat diminta ambil bagian dalam parade akbar itu. "Kita berkoordinasi dengan kecamatan dan kelurahan untuk mensosialisasikan parade budaya jukung ini," kata Hesly.
Tak kalah meriah suguhan pertunjukkan tari kreasi daerah dan madihin, parade busana kain khas Banjar, sasirangan di atas kelotok dekat jembatan Merdeka.
Acara dilanjutkan dengan Lomba Jukung Hias. Lomba ini terbuka untuk umum. Jukung dan klotok hias akan menyisiri lokasi sepanjang Jembatan Merdeka hingga Jembatan Pasar Lama.
"Kalau kondisi kedalaman air sungai memungkinkan, lomba jukung ini bisa mencapai Jembatan Dewi. Tapi kalau saat sungai pasang jukung hias ini sulit melalui jembatan. Nanti jukungnya malah rusak," kata Hesly.
Partisipasi masyarakat tidak hanya untuk dua even itu. Festival Jukung Tanglong bisa pula jadi pilihan. Gelaran ini dilaksanakan Sabtu (21/6) malam.
Pada malam itu Sungai Martapura akan bertabur cahaya. Selain cahaya dari jukung dan kelotok tanglong, langit Banjarmasin bakal terang benderang dengan pesta kembang api. Kemeriahan bertambah
dengan hiburan musik tradisional yang didukung Banjarmasin Post.
Acara Minggu (22/6) tak kalah menarik. Pengunjung dapat menikmati Festival Sinoman Hadrah diselenggarakan Disbudpar Kalimantan Selatan di Halaman Kantor Gubernur Kalimantan Selatan.
Selain itu juga ada lomba dayung tradisional yang akan diikuti 70 klub dayung di Banjarmasin. Sama halnya dengan lomba jukung hias, lomba dayung ini tidak dipungut biaya.
Penyelenggara juga akan menampilkan Pasar Terapung buatan di Sungai Martapura. Suasana dibangun semirip mungkin dengan Pasar Terapung Muara Kuin dan Lok Baintan. Pasar Terapung rekayasa ini bisa dinikmati di area sungai sepanjang Jembatan Merdeka hingga Jembatan Pasar Lama.
Perhelatan akbar tentu tak lengkap tanpa kehadiran tamu. Undangan disebarkan ke luar daerah seperti Pulau Jawa, Sumatera dan lainnya. Bahkan warga asing turut diundang lewat perhimpunan pariwisata, anggota kerukunan Banjar di luar negeri dan duta- duta besar negara sahabat.
"Persiapan telah dilakukan nyaris 100 persen, Sudah siap tinggal bergerak. Kami telah mempersiapkan 250 jukung, berbagai pernak-pernik pameran, pertunjukkan seni dan lainnya. Untuk menunjang promosi kegiatan ini sosialisasi dan publikasi juga dilakukan melalui internet, selebaran dan media massa," ujar Hesly. (aa/banjarmasinpost.co.id)