Minggu, 29 Juni 2008

4 Penyelam Tradisional di Sungai Barito

Rating:★★★★
Category:Other
USIANYA sudah renta, 75 tahun. Tapi Abdul Karim masih bisa menjalani profesinya sebagai penyelam, sebuah pekerjaan yang ditekuninya sejak muda. Tidak seperti penyelam profesional, penyelam di Sungai Barito nyaris tanpa alat berarti, kecuali mesin kompresor.
Hampir sebagian besar warga Alalak Selatan RT 2 dan sekitarnya pernah melakoni kerja sebagai penyelam. Pekerjaan ini memang turun temurun bagi warga setempat.
Profesi ini muncul pertamakali saat zaman keemasan industri kayu di Banjarmasin sekitar akhir tahun 70-an. Abdul Karim bercerita, dulu banyak sekali bandsaw (penggergajian kayu, Red) di sekitar Alalak.
"Waktu itu di sini banyak kayu yang tenggelam sehingga diperlukan tenaga penyelam untuk mengangkat kayu balokan atau gelondongan dari dasar sungai," tuturnya.
Teknisnya, seorang penyelam mengikat kayu yang tenggelam dengan seutas tali. Kemudian menggerek kayu itu dengan katrol sampai ke permukaan.
Tapi lambat laun, kayu sudah mulai habis. Bandsaw semakin berkurang dan tutup. Kayu yang tenggelam tidak sebanyak zaman dulu.
Sekarang, para penyelam berubah target. Apa saja yang bisa dijual, baik besi atau barang lain yang ditemukan di dasar sungai, mereka ambil.
"Sekarang sudah tidak banyak lagi batang (kayu gelondongan, Red) tidak seperti dulu. Jadi para penyelam beralih dengan mencari besi. Bahkan tidak jarang mengerjakan pencarian kapal yang tenggelam untuk dinaikan," tutur kakek yang anak cucunya berporfesi sama dengannya.
Menurut Abdul Karim, ada perbedaan antara penyelam dulu dengan sekarang. Dijelaskannya, dulu para penyelam tidak menggunakan peralatan sama sekali sehingga tidak bisa lama berada di dalam air. Beda dengan sekarang menggunakan kompresor yang berfungsi menyuplai oksigen."Kompresor baru kurang lebih satu tahun ini saja digunakan sebelumnya tanpa alat-apa-apa,' ujarnya.
Diterangkannya, jika tanpa bantuan kompresor para penyelam rata-rata mampu bertahan sekitar lima menit di dalam air. Namun dengan adanya alat bantu itu, penyelam bisa lebih lama lagi di dalam sungai serta lebih mudah mencari sesuatu yang hendak diambil. (banjarmasinpost)

4 komentar:

linda yuliana hutabarat mengatakan...

mas, tulisannya terlalu kecil sekali, klo fontnya agak besar mungkin jd lebih enak di baca, artikelnya menarik neh :)

royan naimi mengatakan...

iya lagi nyoba template baru ternyata hurufnya jadi kecil2

Lolo Asinamura mengatakan...

sudah 75 Tahun tapi dari foto-nya terlihat awet muda ya Mas?

royan naimi mengatakan...

hihihi.. itu foto cucunya

My Blog List

 

Coretan Royan Naimi Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates