Senin, 07 April 2008

5 Lebih Enak Jalan Kaki

    JIKA yang menjadi tolak ukur adalah kenyamanan dan efektif, diantara jalan kaki, naik sepeda, mengendarai motor atau mobil, sebagian besar mungkin memilih naik mobil.
    Urut-urutannya jelas. Jalan kaki tentu tidak bisa cepat. Dengan naik sepeda lebih praktis dibanding melangkahkan kaki. Tapi sepeda juga tak bisa menang dari kecepatan sepeda motor. Sementara mobil punya banyak kelebihan. Paling membedakan tentu saja kita tidak kepanasan atau kehujanan.
    Tapi ukuran seperti itu tidak bisa sepenuhnya jadi patokan. Terutama soal suka dan tidak suka. Misalnya, ada yang lebih suka jalan kaki dibanding naik sepeda, motor atau mobil.
    Apalagi jarak yang ditempuh pendek. Rasanya tidak efektif jika jarak hanya sekitar 10 meter harus naik motor atau mobil. Jangan lupa, banyak ahli kesehatan mengatakan, jalan kaki bermanfaat bagi kesehatan. Jadi, tidak hanya fasilitas bagi pengendara yang diperhatikan, pejalan kaki juga harus diberi pelayanan dalam porsi yang sama.
    Kalau mau berkiblat ke negeri Paman Sam (AS) ada kecendrungan baru di negeri itu mengenai lingkungan. Kecenderungan itu adalah
mengusahakan kawasan yang punya kualitas atau mudah dijangka dengan berjalan kaki (walkability).  
    Apalagi kalau dikaitkan dengan masalah lingkungan, pejalan kaki dan pengendara sepeda layak mendapat award. Mereka memenuhi kriteria secara waktu, lokasi dan manfaat, sangatlah signifikan dalam mereduksi kasus lingkungan paling utama yakni perubahan iklim.
    Tapi apakah fasilitas untuk pejalan kaki dan pengguna sepeda telah terpenuhi. Berapa banyak trotoar di Banjarmasin? Kalaupun ada, hak pejalan kaki berkurang. Kadang dipakai pedagang kaki lima atau dikalahkan oleh pelebaran jalan.
    Karena kepentingan lain pula, trotoar dikorbankan. Bahkan Pemko Banjarmasin sampai terpaksa membangun trotoar di atas drainase yang sudah lebih dulu dibuat.
    Alasan paling klasik masalah pendanaan. Pembuatan trotoar di beberapa jalan yang telah lama sulit dilakukan karena memrlukan biaya besar. Runyam jadinya. Cape.. Deh.

5 komentar:

:: Ex MP'ers :: mengatakan...

banarannnnnnnnnn

Dortje Schmidt mengatakan...

Bener lho roy...cm disini pejalan kaki dihargai, berdiri tepi jln aja, mobil2 udah pada berenti ksh kesempatan nyebrang...libur ke ind...anak2 hampir ditabrak kalo ngga gw cepet2 tangkap ngeriii....

royan naimi mengatakan...

iya mbak..kapan Indonesia bisa begitu ya

himawan sugeha mengatakan...

wah manteps mas...emang di indo msh lama akan sampe ke kondisi itu, pejalan kaki kurang mendapat tempat yg layak (padahal bahu jalan/trotoar adalah punya pejalan kaki)...bener kata mbak occe di luar negeri (kbtlan ulun baru bulik dari italia) sepeda, motor dan mobil akan memberikan kesempatan manakala pejalan kaki berdiri atau akan 'menggunakan' hak nya, demikian selanjutnya motor/mobil akan stop kalo sepeda yg membutuhkan hak nya... kalo disini kan kebalik pejalan kaki yg takutan sama motor/mobil, apalagi kalo suaranya kenceng/ngebut...karena rata2 'gak punya rem' he he he he...

royan naimi mengatakan...

wah...apa oleh2nya bang dari Italia nih..hehehe

My Blog List

 

Coretan Royan Naimi Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates