KETIKA masih bocah, hujan menjadi arena imajinasi tersendiri. Berlarian di bawah guyuran hujan, bermain lumpur atau main bola, sensasinya tidak terlupakan sampai sekarang.
Berenang di pinggir sungai saat hujan lebih mengasyikkan.
Lupakan dulu hari esok atau ketakutan tertimpa penyakit. Yang penting main hujan-hujanan dulu.
Tapi begitu beranjak dewasa, hujan tidak lagi bisa dibuat main-main. Seperti akhir-akhir ini, cuaca kurang bersahabat. Hampir tiap hari Banjarmasin diguyur hujan. Bagi yang mau berangkat kerja jadi sedikit kesusahan. Saat pulang pun jadi persoalan. Payung dan mantel anti hujan akhirnya jadi teman setia.
Jika sudah demikian, hujan jadi hal yang mengganggu. Padahal, hujan adalah anugerah sangat besar dari sang pecipta bagi makhluknya. Di saat Banjarmasin melimpah hujan, di bagian dunia lain atau di daerah lain mungkin kering kerontang.
Saat warga Banjarmasin bete karena kehujanan mungkin ada petani yang tengah memanjatkan doa agar diberi berkah hujan."Ya Allah, berilah kami hujan yang merata, menyegarkan tubuh dan menyuburkan tanaman, bermanfaat, tidak membahayakan. Kami mohon hujan secepatnya, tidak ditunda-tunda." (HR. Abu Dawud)
Hujan yang melimpah juga bisa menjadi bencana. Buktinya, tiga kabupaten di Kalsel, Kabupaten Banjar, Tapin dan Tanah Laut terendam banjir. Pada dasarnya seluruh wilayah Kalsel memang rawan banjir.
Termasuk Banjarmasin. Ibukota Kalimantan Selatan ini berada
0,16 meter di bawah permukaan laut. Hampir sebagian besar wilayah Banjarmasin seluas 72 km² tergenang air saat pasang besar.
Untungnya saat masih bernama Banjarmasih tahun 1526, kota ini dibangun di dekat lima aliran sungai kecil yakni sungai Sipandai, Sungai Sigaling, Sungai Keramat, Sungai Jagabaya dan Sungai Pangeran, semuanya bertemu membentuk sebuah danau. Sungai-sungai itu menjadi semacam kanal yang membagi aliran air ke DAS Barito.
Sungai-sungai kecil itu juga terpecah menjadi sungai lebih kecil lagi, kerokan-kerokan. Sayangnya, sungai-sungai pembagi aliran air itu sudah mulai hilang tertutup bangunan atau menjadi dangkal. Banjir lambat laun mulai menghantui. *
Minggu, 09 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
6 komentar:
jd kangen masa2 itu...
bisa mandi gratis, berenang gratis .. hihihi
kalo ada hujan sng bgt..
waktu thn 2002 dmn jkt bjr parah bgt, di gang rmh kan banjir tinggi jg, nah org2 malh pd nyantai, ada yg duduk di atas ban seakan2 di kolam renang, ada yg sok2 lompat indah dari atas pagar halaman..ckckck
hehehehehe..ak tadi mambaca artikel nya boss di Bpost.....goood
iya...masa kecil emang paling menyenangkan...
oke..thaks bos..hehehe
kayak gunung di daerah hantakan...heheheheheheheheee
umailah...tahu banar..hehehe
Posting Komentar