ADA dua model mobil yang melegenda di Indonesia. Bahkan, hingga kini masih cukup banyak yang memiliki dan menggunakannya, baik sebagai moda transportasi maupun sekadar hobi. Saking melegendanya, seakan-akan keduanya adalah produk asli Indonesia. Padahal, tetap saja merupakan produk dari negeri raksasa otomotif dunia (Jepang), meskipun dirakit dan dirancang di Indonesia atau suku cadangnya dibuat di Tanah Air. Soalnya, merek yang dipasarkan ya merek perusahaan induknya.
Pertama adalah Toyota Kijang. Mungkin hampir semua orang tahu model kendaraan niaga dan keluarga bikinan Toyota ini. Tergolong kendaraan paling populer untuk kelas MiniBus di Indonesia. Toyota Kijang mulai beredar di Indonesia medio 1977 dan menjadi salah satu model mobil Toyota primadona di Indonesia. Dengan mudah mobil ini dapat ditemukan di seantero negeri.
Tak kalah pamor dari Kijang adalah Suzuki Jimny. Mobil ini tak kalah pamor dari Kijang yang sukses dalam memasarkan sampai empat generasi. Jimny 'kabarnya' sanggup memenuhi kebutuhan konsumen di segala medan dengan harga yang ekonomis. Sama seperti Kijang, sejarah Jimny cukup panjang sejak dirintis pada 1968.
Dan, memang, Toyota atau Suzuki adalah dua merek dagang asal Jepang yang sudah mendunia. Selain dua merek tersebut, masih banyak produk otomotif asal Negeri Matahari Terbit yang terkenal di dunia. Dua mereka ini hanya sedikit dari contoh kesuksesan industri otomotif Jepang yang mampu bersaing dengan mobil bikina Eropa atau Amerika Serikat.
Namun, kesuksesan itu diraih melalui perjuangan yang panjang. Pendiri Suzuki, Michio Suzuki merintis usahanya dengan membuat perusahaan tenun sutra. Usaha yang didirkannya mulai 1909 ini terus berkembang hingga memproduksi mobil, sepeda motor dan mesin-mesin. Kini, Suzuki memiliki tempat produksi yang terletak di lebih dari 23 negara.
Bagaimana dengan Toyota? Sekadar informasi, merek dagang Toyota bukan diambil dari nama pendiri atau pemilik usaha raksasa otomotif ini. Perusahaan otomotif rata-rata 'suka' menggunakan nama pendiri sebagai merek dagang. Seperti Honda didirikan oleh Soichiro Honda. Merek dagang Ford yang diambil dari nama Henry Ford.
Pendiri Toyota adalah Sakichi Toyoda, dikenal sebagai penemu sejak usia belasan tahun. Berangkat dari kesederhanaan visi, maka menyebut Toyoda dianggap kurang enak didengar dan tidak akrab dikenal sehingga diubah sedikit menjadi Toyota. Ternyata visi itu sangat jauh ke depan. Merek dagang Toyota menjadi salah satu yang terkenal di dunia.
Melihat kesuksesan Jepang di industri otomotif memang bikin iri. Lantas, timbul pemikiran kenapa Indonesia tidak bisa seperti itu? Pemerintah Indonesia era Soeharto pernah merintis mobil nasional melalui merek Timor. Ada pula merek Bimantara. Namun tak ada kelanjutannya.
Sebenarnya sumber daya manusia negeri ini tak kalah. Mungkin kah regulasi yang tak mendukung? Proyek mobil nasional bisa menjadi arena pencitraan jati diri bangsa. Sama seperti industri pesawat terbang nasional. Bikin pesawat saja mampu, masak bikin mobil tak bisa. Anak SMK saja bisa melakukannya.
Pertama adalah Toyota Kijang. Mungkin hampir semua orang tahu model kendaraan niaga dan keluarga bikinan Toyota ini. Tergolong kendaraan paling populer untuk kelas MiniBus di Indonesia. Toyota Kijang mulai beredar di Indonesia medio 1977 dan menjadi salah satu model mobil Toyota primadona di Indonesia. Dengan mudah mobil ini dapat ditemukan di seantero negeri.
Tak kalah pamor dari Kijang adalah Suzuki Jimny. Mobil ini tak kalah pamor dari Kijang yang sukses dalam memasarkan sampai empat generasi. Jimny 'kabarnya' sanggup memenuhi kebutuhan konsumen di segala medan dengan harga yang ekonomis. Sama seperti Kijang, sejarah Jimny cukup panjang sejak dirintis pada 1968.
Dan, memang, Toyota atau Suzuki adalah dua merek dagang asal Jepang yang sudah mendunia. Selain dua merek tersebut, masih banyak produk otomotif asal Negeri Matahari Terbit yang terkenal di dunia. Dua mereka ini hanya sedikit dari contoh kesuksesan industri otomotif Jepang yang mampu bersaing dengan mobil bikina Eropa atau Amerika Serikat.
Namun, kesuksesan itu diraih melalui perjuangan yang panjang. Pendiri Suzuki, Michio Suzuki merintis usahanya dengan membuat perusahaan tenun sutra. Usaha yang didirkannya mulai 1909 ini terus berkembang hingga memproduksi mobil, sepeda motor dan mesin-mesin. Kini, Suzuki memiliki tempat produksi yang terletak di lebih dari 23 negara.
Bagaimana dengan Toyota? Sekadar informasi, merek dagang Toyota bukan diambil dari nama pendiri atau pemilik usaha raksasa otomotif ini. Perusahaan otomotif rata-rata 'suka' menggunakan nama pendiri sebagai merek dagang. Seperti Honda didirikan oleh Soichiro Honda. Merek dagang Ford yang diambil dari nama Henry Ford.
Pendiri Toyota adalah Sakichi Toyoda, dikenal sebagai penemu sejak usia belasan tahun. Berangkat dari kesederhanaan visi, maka menyebut Toyoda dianggap kurang enak didengar dan tidak akrab dikenal sehingga diubah sedikit menjadi Toyota. Ternyata visi itu sangat jauh ke depan. Merek dagang Toyota menjadi salah satu yang terkenal di dunia.
Melihat kesuksesan Jepang di industri otomotif memang bikin iri. Lantas, timbul pemikiran kenapa Indonesia tidak bisa seperti itu? Pemerintah Indonesia era Soeharto pernah merintis mobil nasional melalui merek Timor. Ada pula merek Bimantara. Namun tak ada kelanjutannya.
Sebenarnya sumber daya manusia negeri ini tak kalah. Mungkin kah regulasi yang tak mendukung? Proyek mobil nasional bisa menjadi arena pencitraan jati diri bangsa. Sama seperti industri pesawat terbang nasional. Bikin pesawat saja mampu, masak bikin mobil tak bisa. Anak SMK saja bisa melakukannya.
Foto: androidapps-home.com
0 komentar:
Posting Komentar