Kamis, 17 Januari 2008

4 Penambang Intan Hanya Penambang

INTAN adalah mineral yang secara kimia merupakan bentuk kristal, atau alotrop, dari karbon. Intan terkenal karena memiliki sifat-sifat fisika yang istimewa, terutama faktor kekerasannya dan kemampuannya mendispersikan cahaya. Sifat-sifat ini yang membuat intan digunakan dalam perhiasan dan berbagai penerapan di dalam dunia industri.
    Terutama ditambang di Afrika tengah dan selatan, walaupun kandungan intan yang signifikan juga telah ditemukan di Kanada, Rusia, Brazil, dan Australia. Sekitar 130 juta "carat" (26.000 kg) intan ditambang setiap tahun, yang berjumlah kira-kira 9 miliar dolar Amerika. Selain itu, hampir empat kali berat intan dibuat di dalam makmal sebagai intan sintetik (synthetic diamond).
    Biasa ditambang dari pipa-pipa vulkanis, tempat kandungan intan yang berasal dari bahan-bahan yang dikeluarkan dari dalam bumi karena tekanan dan temperaturnya sesuai untuk pembentukan intan.
    Intan terdapat dari dalam perut bumi yang digali baik secara manual maupun dengan mekanisasi. Sekarang kebanyakan para penambang intan sudah menggunakan mekanisasi, yaitu dengan menggunakan mesin penyedot untuk menyedot tanah yang sudah digali.
    Tanah yang disedot bersama air, dipilah melalui tapisan. Dengan keterampilannya, si penambang bisa membedakan batu biasa, pasir, atau intan. Intan yang baru didapat ini disebut "galuh" di daerah Banjarmasin. Galuh ini masih merupakan intan mentah. Untuk menjadikannya siap pakai, intan harus digosok terlebih dahulu. Penggosokkan intan yang ada di masyarakat sebagian besar masih dengan alat tradisional.
    Salah satu tempat penghassil intan adalah Martapura. Sekitar 40 km dari Banjarmasin, ibukota Kabupaten banjar ini terkenal sejak zaman penjajahan Belanda sebagai tempat penambangan intan.    
    Martapura adalah ibukota kabupaten Banjar yang terdiri atas kecamatan Martapura, Martapura Barat dan Martapura Timur. Kota ini terkenal sebagai kota santri di Kalimantan, karena terdapat pesantren Darussalam. Kota Martapura semula bernama Kayutangi yang merupakan ibukota Kesultanan Banjar (terakhir di masa pemerintahan Sultan Adam).
    Ulama Banjar yang terkenal Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari penulis Kitab Sabilal Muhtadin berasal dari kota ini. Kota sering dikunjungi wisatawan karena merupakan pusat transaksi penjualan intan dan tempat penggosokan intan utama di Kalimantan dan menyediakan banyak cenderamata batu mulia.
    Martapura sering juga disebut sebagai kota Serambi Makkah karena di kota ini banyak sekali santri-santri yang berpakaian putih-putih yang hilir mudik untuk menuntut ilmu agama sehingga mirip sekali dengan kota Makkah ketika musim ibadah haji.
    Baru-baru ini, penambang di Kabupaten Banjar menemukan  intan mentah sebesar  pentol bakso. Kelompok pendulang intan tradisonal menemukannya di kedalaman 15 meter di Desa Antaraku, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar.
    Beratnya mencapai 40 gram, penambang mengatakan ukurannya 200 karat. Diberi nama Puteri Malu, intan ini penemuan terbesar setelah intan Trisakti tahun 1965 seberat 33 gram.
    Bagi seorang penambang, menemukan intan besar belum tentu membawa kemakmuran baginya. Penambang intan ibarat seorang buruh tani, hidup miskin bertahan hidup dari utang. Dalam sebuah kelompok penambang, paling untuk adalah pemilik modal, pemilik alat (mesin sedot) dan pemilik lahan. Penambang hanya seorang pekerja. Jika pemodal, pemilik alat dan pemilik lahan bisa dapat 2-4 bagian, penambang hanya dapat 1 bagian. Itupun dipotong utang.
    Penemu intan Trisakti tidak mendapat keuntungan yang layak dari pemerintah yang mengambilnya. Entah bagaimana nasib penemu Intan Puteri Malu. wik/royan    

4 komentar:

Roy van zoel mengatakan...

contohin dong permata nya dg gambar

royan naimi mengatakan...

ok mas nanti aku carikan foto yang lebih bagus

nurul huda mengatakan...

wah..aku udah pernah denger, katanya tuh yang dapet untung dari penemuan intan itu malah pemerintah..bukan para penambang yang udah kerja keras siang malem banting tulang..moga-moga aja penemu putri malu ntar ga kayak gitu, dan moga aja pemerintah akan lebih memperhatikan nasib para penambang

royan naimi mengatakan...

iya, mudah-mudahan begitu, aku dengar Pemkab Kabupaten Banjar mau mengambil sebesar 5 persen dari penjualan intan puteri malu

My Blog List

 

Coretan Royan Naimi Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates