Kamis, 27 Desember 2012

0 Balada Negeri Baca

    MEMBACA merupakan salah satu cara mendapatkan informasi selain dengan cara mendengar. Membaca pada hakikatnya adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses pengenalan huruf-huruf.
    Disebut kegiatan fisik karena melibatkan panca indra, terutama mata. Dikatakan kegiatan mental lantaran melibatkan otak, bagian-bagian dari syarafnya bekerja menerjemahkan apa yang diserap oleh mata lalu memunculkan persepsi dan atau menyimpan di dalam memori.
    Saking pentingnya membaca, perintah Allah SWT yang pertama diturunkan kepada Rasulullah SAW dengan perantara Malaikat Jibril adalah membaca."Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (Al-Alaq: 1-5).
    Saat ini, sebutan membaca berkembang sangat pesat. Konteksnya tidak lagi pengertian secara harafiah. Meskipun data buta huruf di negeri ini masih lumayan tinggi, tapi sebenarnya Indonesia kaya akan orang yang memiliki kemampuan membaca.
    Ada tiga kelompok orang yang memiliki kemampuan membaca. Pertama pembaca sebenarnya, yakni mereka yang memang suka membaca buku, majalah, koran dan sebagainya.  Kedua, kelompok orang yang memiliki kemampuan membaca garis tangan, membaca kartu bahkan membaca pemikiran orang lain.   Kalau dikaitkan dengan pengertian membaca, kemampuan yang dimiliki orang-orang seperti itu tidak dapat diberi embel-embel membaca. Sebab yang mereka baca bukan tulisan dan huruf-huruf.
   Kelompok ketiga, memiliki kemampuan 'membaca' tapi tidak menambah kata membaca pada aktivitasnya. Meskipun tanpa kata itu, tapi keyakinan tentang apa yang diperkirakannya sangat besar, bahkan lebih condong haqqul yakin benar. Padahal, namanya prediksi bisa saja meleset.
    Masuk kelompok ini adalah peramal cuaca, pengamat politik, pengamat ekonomi, pengamat sosial, komentator olahraga dan lain-lain. Mereka adalah orang-orang yang mumpuni di bidang masing-masing. Memiliki pula kemampuan membaca situasi di bidang yang digelutinya. Kemampuan itu jadi dasar melakukan prediksi ditimpali data-data statistik.
    Perhatikan ketika komentator olahraga berbicara di televisi, seakan-akan tahu segalanya. Sementara para pengamat memosisikan diri sebagai paling benar ketika berdebat. Apalagi jika berbicara mengenai keburukan bangsa ini. Herannya, selalu ada saja yang buruk dari bangsa ini, dan dijadikan bulan-bulanan media untuk dibikin jadi berita utama.
    Timbul pertanyaan di dalam benak, kalau bahan bacaan adalah pemasok data paling utama kepada pembacanya, lantas apa buku yang dibaca oleh kelompok kedua dan ketiga? Pastilah bukan buku komik atau buku esek-esek.(*)

Foto: thegrio.com








































0 komentar:

My Blog List

 

Coretan Royan Naimi Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates